FAKTOR RISIKO DAN PENATALAKSANAAN POSTPARTUM BLUES

Penulis

  • Emmelia Astika Fitri Damayanti Akademi Keperawatan Yaspen Jakarta
  • Winda Ayu Fatimatuzzahrah
  • Wika Rispudyani

Abstrak

Abstrak

Postpartumbluesmerupakan gangguan mood yang dapat berkembang menjadidepresi pascamelahirkanyang bisamengancam kehidupanibu dan bayi.Postpartum blues muncul akibat kombinasi dari perasaan bahagia setelah melahirkan, kekurangan waktu tidur, disertai dengan penyesuaian fisik, dan psikologis akibat kelahiran bayi. Angka kejadian postpartum blues di Indonesia antara 50-70% dari wanita pasca persalinan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi insidensi kejadian postpartum blues di Ruang Nifas RSUD Ulin Banjarmasin dan mengetahui faktor resikonya. Di Ruang Nifas RSUD Ulin Banjarmasin sendiri ditemukan sebanyak 50% klien mengalami postpartum blues. Penelitian ini menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian postpartum blues yaitu hormonal, dukungan suami, dukungan keluarga, paritas, jenis persalinan, usia, pekerjaan dan pendidikan ibu. Penanganan postpartum blues ini sendiri lebih ditekankan pada proses perawatan untuk meningkatkan kepercayaan ibu agar mampu menyeimbangkan keadaan terhadap kelahiran bayinya. Terapi yang biasanya dapat diberikan pada ibu dengan postpartum blues adalah peer and partner support, exercise, terapi lainnya (massage, aromaterapi, terapi cahaya, akupuntur, ataupun penggunaan herbal sebagai antidepresan).

 

Kata Kunci: Postpartum blues, factor resiko, penatalaksanaan

Diterbitkan

2022-09-05